Waspadai Bahaya Tak Terlihat! Ini Cara Lindungan Anak di Era Digital
Sumber: Canva

Parenting / 24 February 2024

Kalangan Sendiri

Waspadai Bahaya Tak Terlihat! Ini Cara Lindungan Anak di Era Digital

Puji Astuti Official Writer
591

Di era digital saat ini, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh internet, juga datanglah berbagai ancaman, salah satunya adalah predator seksual yang beroperasi di dunia maya. Sebagai orangtua kita harus mewaspadainya, bahkan saat anak kita sudah memasuki usia remaja. 

Modus Predator Online 

Anak remaja menjadi salah satu kelompok rentan yang sering kali menjadi target bagi predator seksual ini. Karena para remaja ini sangat dekat dengan interaksi di dunia maya, baik itu melalui sosial media, aplikasi pesan singkat ataupun berbagai game online yang bisa melakukan interaksi langsung dan bergabung dalam sebuah komunitas online.  

Para predator seksual online  mencari dan memperdaya anak-anak atau remaja dengan tujuan seksual dengan berbagai cara. Dengan berpura-pura menjadi teman atau menyamar sebagai orang yang dapat dipercaya, predator seksual ini berusaha membangun hubungan dengan anak-anak untuk memanipulasi mereka secara emosional dan akhirnya memperoleh keuntungan seksual. 

Seringkali mereka membujuk dengan menebar berbagai hadiah, baik hadiah online yang mereka bisa gunakan di game online ataupun sosial media, dan bahkan hadiah dalam bentuk fisik seperti uang dan barang-barang mewah.  

6 Langkah Lindungi Anak dari Predator Online

Orangtua perlu menyadari bahwa predator seksual online bisa sangat licik dan pandai dalam menyembunyikan identitas mereka. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam melindungi anak-anak mereka.  

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan: 

1. Edukasi.  

Orangtua harus berbicara secara terbuka dengan anak-anak mereka tentang bahaya predator seksual online dan juga para pelaku kejahatan online lainnya. Mereka perlu diberi penjelasan dan pemahaman mengenai tanda-tanda peringatan dan perilaku yang mencurigakan dari seseorang yang mereka temui di internet.  

Lakukan edukasi dengan cara dan bahasa yang sesuai dengan usia anak Anda. Jika anak Anda sudah memasuki masa remaja, Anda bisa melakukannya dengan cara diskusi. Hal ini akan lebih mudah diterima oleh mereka, daripada Anda menceramahi mereka tentang bahaya dunia online.  

BACA JUGA:
Ngeri! Polisi Ungkap Kejahatan Video Porno Anak, Jerat Korban Lewat Mabar

Cegah Kasus Reynhard Sinaga, Lindungi Anak-anakmu Dengan Kenali Ciri-ciri Predator Seks

2. Pengawasan. 

Anak yang telah memasuki masa remaja, mereka merasa telah dewasa dan tidak suka jika dimonitor secara ketat. Untuk itu Anda perlu berdiskusi dan memberikan pengertian kepadanya mengapa Anda perlu melakukannya. Buatlah kesepakatan dengannya, apa saja yang dimonitor dan batasan-batasan yang ditetapkan bersama. Sepakati pula apa akibatnya jika ia melanggar batasan-batasan yang telah dibuat bersama tersebut.  

Anda sebagai orangtua juga perlu memeriksa apa yang di akses anak-anak Anda secara berkala, termasuk akun sosial media atau game online mereka. Untuk itu penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dengan buah hati Anda sehingga mereka tidak merahasiakan akun yang mereka miliki.   

3. Buatlah ruang yang aman dan komunikasi yang terbuka dalam keluarga. 

Buatlah lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman online mereka. Dorong mereka untuk memberi tahu orangtua jika mereka merasa tidak aman atau jika ada sesuatu yang mengganggu mereka di internet. 

Pastikan mereka mengerti bahwa mereka bisa bercerita apa saja yang mereka alami, termasuk di dunia online. Seperti dengan siapa mereka berinteraksi, apa saja yang mereka bahas, video yang mereka tonton atau permainan yang mereka mainkan.  

4. Pembatasan Privasi. 

Ajari anak-anak untuk tidak membagikan informasi pribadi mereka secara online kepada orang yang tidak dikenal. Jelaskan mengapa penting untuk menjaga kerahasiaan diri mereka. Ingatkan mereka bahwa tidak semua orang di dunia online, jujur atau baik.   

5. Pengaturan Waktu Online.  

Tetapkan aturan jelas tentang berapa lama anak-anak boleh menggunakan internet setiap hari, kapan saja boleh mengasesnya, dan menggunakan perangkat apa.  

6. Mendorong Kepercayaan Diri. 

Ajari anak-anak untuk memiliki rasa percaya diri dan keberanian untuk mengatakan tidak ketika mereka merasa tidak nyaman dengan situasi online. Dorong mereka untuk mempercayai insting mereka sendiri. Jika mereka ditawarkan hal-hal yang menarik dan berharga secara gratis, ingatkan mereka untuk menolaknya.  

Menjadi orangtua di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat memiliki tantangan tersendiri dan tidak mudah. Tidak ada resep yang pasti untuk mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak kita. Namun, Tuhan tidak pernah meninggalkan Anda sendiri. Sebagai orangtua, Anda bisa meminta hikmat dari Tuhan dan meminta bimbingan-Nya dalam mengasuh dan mencintai mereka.  

Sebagai orangtua kita berusaha sebaik mungkin, dan mungkin ada batasnya dalam menolong dan melindungi mereka. Namun Tuhan yang kita percaya, adalah Allah yang mengasihi anak-anak kita juga. Kasih dan kuasa-Nya tidak terbatas, untuk itu mari setiap hari kita bawa mereka dalam doa-doa kita. Dan kiranya doa Raja Daud dalam Amsal 144:12 ini terjadi atas anak-anak kita, “Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!” 

Mari kita perkatakan berkat atas anak-anak kita, dan lakukan bagian kita sebagai orangtua untuk mengasuh, mendidik dan menjaga mereka, sehingga mereka dapat bertumbuh menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.  

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami